• MI AL-HUDA KARANGNONGKO
  • Where Tomorrow's Leaders Come Together

Pengalaman Hidup Menjadi Santri di Pondok Pesantren

Pengalaman hidup menjadi seorang santri memiliki cerita dan kesan tersendiri bagi saya yang pernah tinggal di Pondok Pesantren, pengalaman yang mungkin gak bisa dilupakan semasa hidup saya. Hiruk pikuk perjalanan menjadi seorang santri tentu memberikan warna yang berbeda, karena banyak sekali cerita yang ga bisa saya dapatkan ketika hidup di luar pesantren.
 
 
Semenjak lulus dari Sekolah Dasar saya memang ingin sekali mondok (biar pinter ilmu agama katanya) hehe, walaupun banyak sebagian orang yang menganggap pondok itu seperti penjara yang mengekang kebebasan dan banyak sekali peraturannya. Bagi saya pondok memang penjara, tapi penjara suci hehehe..
 
Alhamdulillah nya orang tua pun mengabulkan keinginan saya untuk mondok setelah lulus dari Sekolah Dasar. Akhirnya saya dan orang tua saya melakukan survei dari beberapa referensi Pondok Pesantren, mulai yang terdekat sampai yang jauh, dari mulai pondok salafy hingga modern.
 
Setelah survei ke beberapa tempat saya mendapatkan tempat Pondok Pesantren modern yang saya pikir sepertinya saya cocok di tempat ini dan saya akan nyaman berada di tempat ini, tempatnya tidak jauh dari rumah kok, jaraknya hanya berkisar 1 jam dari rumah.
 
Hingga harinya tiba saya berangkat ke Pesantren diantar oleh keluarga besar. Hari pertama ke dua hingga bertahun-tahun hidup di pesantren, saya sangat merasa nyaman dan betah karena mondok adalah kemauan saya sendiri tapi sebenernya walaupun tekad saya untuk mondok sangat tinggi tetap saja ada sedikit hawa pengin pulang ke rumah hehee.
 
 
Saya berada di pesantren selama 6 tahun, mulai dari SMP hingga SMA. banyak sekali pengalaman serta kesan yang saya dapat selama di pesantren, bagi saya pondok pesantren memberikan pelajaran yang sangat berarti. Hidup di pesantren mengajarkan saya bagaimana hidup mandiri, jauh dari orang tua, adik, saudara, bahkan kerabat yang selalu menemani.
 
Mungkin di pondok pesantren saya tidak merasakan kasih sayang secara langsung dari orang tua, namun istimewanya di pondok pesantren kita begitu merasakan kasih sayang dan kebersamaan dengan teman-teman yang sudah seperti keluarga sendiri.
 
Kegiatan di pondok sangat padat, mulai dari jam 3 pagi bangun untuk salat malam, dilanjut ke masjid untuk salat berjemaah subuh, setalah itu bersiap-siap untuk ke sekolah, kebetulan pondok pesantren yang saya tempati adalah pondok pesantren modern jadinya ada sekolahnya, sepulang sekolah saya rapi-rapi untuk persiapan mengaji sore.
 
 
Ya sebenernya hidup di pondok itu enak, cuma belajar, sekolah, ngaji, makan, tidur hehe tapi banyak banget orang yang gak betah tinggal di pesantren termasuk saya yang punya tekad tinggi.
 
Berbicara kebersamaan, di pesantren kebersamaan antara santri sangat kuat. Saya ingat, jika waktu dijenguk tiba ketika ada orang tua santri yang datang untuk mengunjungi anaknya, pasti wali santri tersebut membawakan nasi untuk anaknya serta santri lainnya yang tinggal sekamar.
 
Dari bungkusan itulah kebersamaan santri sangat terlihat, sebelum makan kami menyatukan bungkusan nasi itu menjadi satu sehingga bisa makan sama-sama, sampai berebut karena saking ramainya, tapi itu sudah menjadi hal biasa sehingga menjadikan sebuah kebersamaan semakin erat.
 
Waktu terus berjalan hingga akhirnya saya lulus dari pondok pesantren. Suka dan duka, pahit manis sudah saya rasakan selama mondok 6 tahun.
 
Saya bangga hidup di pesantren karena di pesantren saya sedikit tahu ilmu agama. Saya bangga hidup di pesantren karena di pesantren saya diajarkan untuk hidup sederhana.
 
Saya bangga hidup di pesantren karena saya bisa merasakan nikmatnya kebersamaan yang tidak bisa saya dapatkan ketika hidup di luar.
 
Saya bangga hidup di pesantren karena saya dididik untuk menjadi insan yang islami. Dan saya bangga hidup di pesantren karena dari pesantren saya tahu bahwasanya ilmu dunia serta akhirat harus seimbang agar tak salah melangkah.


 
Oleh: Alumni (tidak mau disebut namanya)

Komentari Tulisan Ini
Tulisan Lainnya
Tantangan Guru Ditengah Majunya Tekhnologi Informasi

Dalam rangka haul Al Maghfurlah K.H Wahab Hasbullah ke 51, pada Sabtu 11 Juli 2022 Kyai Zulfa Musthofa, Wakil Ketua Umum pengurus Besar Nahdlatul Ulama menyampaikan bahwa K.H Wahab

05/06/2024 19:32 - Oleh Administrator - Dilihat 87 kali
Habib Ali Al-Jufri: Bagaimana Menjadi Orang Terdekat kepada Rasulullah?

Bulan Rabiul Awal telah tiba, bulan maulid Nabi Muhammad ﷺ. Di bulan ini Rasulullah ﷺ lahir dan wafat. Beberapa riwayat juga menyebutkan bahwa beliau ﷺ juga hijrah bersa

02/06/2024 21:10 - Oleh Administrator - Dilihat 72 kali
Tata Kelola Pesantren Sebagai Khazanah Pondasi Keberhasilan Pendidikan Islam

Pola atau manajemen dari penataan sistem secara baik merupakan aspek terpenting guna menunjang perkembangan dan kemajuan setiap lembaga atau instansi pendidikan, khususnya pada lembaga

20/05/2024 23:34 - Oleh Administrator - Dilihat 63 kali
Ponpes Diponegoro Rumah Besar Warga NU Sleman, jadi Tempat Acara Manaqib Kubro Jatman Jateng-DIY

Ulama Jateng dan DIY yang tergabung dalam Jam’iyyah Thoriqoh Al-Mu’tabaroh An-Nahdliyah (JATMAN) Idaroh Wustho berkumpul hari ini (01/10/2022) di Yayasan Pondok Pesantren Pa

18/05/2024 12:11 - Oleh Administrator - Dilihat 69 kali
Hukum Mengambil Sandal yang Diketemukan di Masjid

Shalat berjamaah  di masjid merupakan salah satu sunnah yang diajarkan Rasulullah SAW untuk umatnya, selain pahala yang besar, shalat jamaah di masjid menjadi sarana sosialisasi an

18/05/2024 11:51 - Oleh Administrator - Dilihat 67 kali