• MI AL-HUDA KARANGNONGKO
  • Where Tomorrow's Leaders Come Together

Tata Kelola Pesantren Sebagai Khazanah Pondasi Keberhasilan Pendidikan Islam

Pola atau manajemen dari penataan sistem secara baik merupakan aspek terpenting guna menunjang perkembangan dan kemajuan setiap lembaga atau instansi pendidikan, khususnya pada lembaga pendidikan islam. Konsep pendidikan pesantren ternyata menjadi salah satu tonggak awal pendidikan formal islam bisa berkembang sampai sekarang. Penanaman karakter untuk selalu taat dan patuh kepada kyai menjadi ciri khas pesantren, yang mana doktrinisasi tersebut berjalan secara dinamis tanpa adanya paksaan, mulai dari santri junior  melihat kebiasaan positif santri senior sampai melihat dan mengamati langsung bagaimana kyai melakukan pemecahan dalam setiap problem pesantren.

Tidak sedikit dari kita, mengenal pondok pesantren hanya dari sisi luarnya saja seperti kederhanaan, bangunan-bangunan tidak tertata, kepatuhan mutlak santri pada sang kiainya, serta beberapa hal pengajaranpengajaran kitab klasik abad pertengahan, sehingga kalau di bandingkan dengan saat ini pasti sudah ketinggalan jauh yang semuanya sudah berbasis IT, tetapi di balik perkembangan semua itu pesantren tetap bertahan dengan ciri kekhususannya. Terbukti pendidikan pesantren yang telah tertata sesungguhnya paling menentukan watak keIslaman dari kerajaan-kerajaan Islam, yang memegang peranan paling penting bagi penyebaran Islam sampai ke pelosok-pelosok.

Pesantren memiliki inspirasi tiada henti, mulai dari karya tulis ilmiah,  bahtsul  masa’il, sorogan, mukhadloroh sebagai ciri khas pembelajaran serta sebagai proses evaluasinya, mampu melahirkan  generasi-generasi  handal  yang  siap  memecahkan  segala  permasalahan yang  terjadi  saat  ini.  Dengan  demikian  aspek  kebermanfaatan  hasil  pendidikan  Islam dapat dirasakan dari masyarakat kaum bawah hingga atas, lingkungan pedesaan maupun perkotaan. Hal ini dibuktikan dengan beberapa karya ulama pesantren yang mampu membentengi  diri  dengan keilmuan dan akhlakul karimah di tengah-tengah hiruk pikuk perkembangan dunia saat ini.

Bisa ditelisik secara merata di era modern ini pesantren tetap terlihat eksis dan berkembang, bahkan mulai bermunculan boarding school yang kemudian ikut menerapkan pemakaian management yang telah diterapkan pendidikan formal pada umumnya. Tiada lain konsep penokohan dan penanaman karakter yang kuat dari seorang kyai pesantren menjadi daya tarik yang kuat bagi masyarakat untuk mengembangkan keilmuan, khusunya dalam bidang agama. Tak heran jika pesantren telah melahirkan banyak generasi ilmuan dan ulama penerus yang kompeten dalam bidangnya masing-masing, disamping juga sebagai tauladan untuk masyarakat.

Dalam al-Qur’an sudah diterangkan bagaimana proses mengatur atau yang biasa dikenal dengan istilah dabbara (mengatur).

يُدَبِّرُ الْاَمْرَ مِنَ السَّمَاۤءِ اِلَى الْاَرْضِ ثُمَّ يَعْرُجُ اِلَيْهِ فِيْ يَوْمٍ كَانَ مِقْدَارُه اَلْفَ سَنَةٍ مِّمَّا تَعُدُّوْنَ

“Dia mengatur (yudabbiru) urusan dari langit ke bumi, kemudian (urusan) itu naik kepada-Nya dalam satu hari yang kadarnya (lamanya) adalah seribu tahun menurut perhitunganmu”. (Q.S. Al-Sajdah: 05)

Dari ayat di atas terdapat kata yudabbiru al-amra yang berarti mengatur urusan. Ahmad al-Syawi menafsirkan sebagai berikut “Bahwa Allah adalah pengatur alam (manager). Keteraturan alam raya merupakan bukti kebesaran Allah SWT dalam mengelola alam ini. Namun, karena manusia yang diciptakan Allah SWT telah dijadikan khalifah di bumi, maka dia harus mengatur dan mengelola bumi dengan sebaik-baiknya sebagaimana Allah SWT mengatur alam raya. Pemahaman atas pengelolaan manajemen ini semestinya juga diterapkan pada proses pendidikan.

Manajemen pendidikan yang diterapkan di pesantren sebenarnya sudah mengaplikasikan manajemen inheren yang biasa di gelorakan pakar manajemen yaitu: Pertama, unsur proses. Seorang manejer, pelaku dari unsur pertama ini adalah seorang kyai pondok pesantren itu sendiri, yang mana beliau memiliki peran terbesar kemana arah pesantren ini berjalan, baik secara dhohir maupun batin. Kedua, unsur penataan. Dalam proses manajemen prinsip utama adalah semangat mengelola mengatur dan menata, praktek ini diperankan oleh para pengurus pesantren yang biasa para santri sebagai tangan kanan seorang kyai. Merekalah yang mengatur berjalan dan berhasilnya sistem pesantren mulai kurikulum pendidikan, ubudiyah, amaliyah santri.

Ketiga, unsur implementasi yang diartikan setelah diatur dan ditata degan baik perlu dilaksanakan secara professional. Pada proses ini dapat diartikan sebagai adanya monitoring secara kolektif dan kolegial atas apa yang sudah unsur pertama dan kedua berikan kepada semua santri. Keempat, unsur kompetensi. Artinya sumber-sumber potensial yang dilibatkan baik yang bersifat manusia maupun non manusia mesti berdasarkan kompetensi profesionalitas dan kualitasnya. Proses monitoring sudah dilakukan, pada tahap ini setiap mentor perlu diadakan study banding atau emndatangkan para pengurus pesantren lain, guna memberikan gambaran-gambaran baru dari setiap perjalanan monitoring.

Kelima, unsur tujuan yang harus dicapai tujuan yang ada harus disepakati oleh keseluruhan pihak yang berkecimbung di dalam pesantren. Menyamakan presepsi, melakukan evaluasi dari tiga pihak pesantren yaitu pihak pesantren, pihak wali santri, dan perwakilan dari santri yang dianggap memiliki mental cukup dalam proses diskusi evalusi. Keenam, unsur efektifitas dan efisiensi. Proses ini adalah akhir dari praktek manajemen pesantren dari kelima unsur sebelumnya dengan harapan perjalanan pendidikan yang ada di dalamnya bisa berjalan secara efektif dan efesien.

Dalam pengelolaanya membutuhkan para pakar, walaupun pengelolaan pesantren/pendidikan Islam masih otodidak tapi mampu menghasilkan generasi-generasi yang handal, terlebih saat ini sudah berkembang IT, lembaga pesantren juga tidak mau ketinggalan dengan memperbaiki, menata, revitalisasi selalu diupayakan agar mencapai kesempurnaan dan dapat memenuhi hajat hidup orang banyak. Sampai saat ini pesantren tidak hilang dengan kultur berkahnya, saya rasa inilah manajemen pesantren yang cukup handal dan popular sehingga perlu kita jaga lestarikan serta rawat bersama demi kesuksesan putra putri bangsa ini

Proses pendidikan merupakan pengolahan sesuatu menjadi sesuatu yang mempunyai nilai manfaat. Sesuatu yang berdampak terhadap berlangsungnya sebuah proses disebut input, sedangkan sesuatu dari hasil pemrosesan adalah output. Dalam skala mikro yang berhubungan dengan hal tersebut adalah lembaga pendidikan dimana didalamnya ada sebuah proses, yaitu; proses pengambilan keputusan, proses pengelolaan kelembagaan, proses pengelolaan program, proses belajar mengajar, proses monitoring, evaluasi dan masih banyak lagi proses-proses lain yang terjadi didalamnya.

Telaah lembaga pendidikan berawal dari masjid, surau, tempattempat yang digunakan orang untuk berkumpul, dalam mempelajari ilmuilmu tertentu seperti halnya; ilmu alat yang dikenal sebagai (ilmu nahwu dan shorof), ilmu menulis (khot dan imla’), ilmu bahasa (mantiq), ilmu kebatinan (tasawuf) dan berbagai ilmu alam lainnya, ini diperoleh hanya melalui pendidikan Islam.

Telah tampak dan bakal terus nampak kecermelangan para lulusan pendidikan Islam dengan di buktikan oleh-karya-karya yang telah dihasilkan oleh para murid/santri dan Kiai. Hal tersebut dilakukan dengan tulus ikhlas serta tidak pernah mengenal lelah untuk selalu mendidik dan mengawal para santri-santrinya untuk selalu nenegakkan ajaran Islam yang sesuai dengan AlQur’an dan al-Hadist sebagai pedoman hidup umat muslim di dunia. Kecermelangan para lulusan pendidikan Islam tiada lain adalah berkah dari sang Kiai/guru yang senantiasa mendoakan murid-murinya agar menjadi orang yang bermanfaat bagi Nusa dan Bangsa.


Oleh: M Hanafi Burhanuddin | Magister UIN Sunan Kalijaga | hanafiburhan9@gmail.com

Komentari Tulisan Ini
Tulisan Lainnya
Tantangan Guru Ditengah Majunya Tekhnologi Informasi

Dalam rangka haul Al Maghfurlah K.H Wahab Hasbullah ke 51, pada Sabtu 11 Juli 2022 Kyai Zulfa Musthofa, Wakil Ketua Umum pengurus Besar Nahdlatul Ulama menyampaikan bahwa K.H Wahab

05/06/2024 19:32 - Oleh Administrator - Dilihat 110 kali
Pengalaman Hidup Menjadi Santri di Pondok Pesantren

Pengalaman hidup menjadi seorang santri memiliki cerita dan kesan tersendiri bagi saya yang pernah tinggal di Pondok Pesantren, pengalaman yang mungkin gak bisa dilupakan semasa hid

02/06/2024 21:14 - Oleh Administrator - Dilihat 483 kali
Habib Ali Al-Jufri: Bagaimana Menjadi Orang Terdekat kepada Rasulullah?

Bulan Rabiul Awal telah tiba, bulan maulid Nabi Muhammad ﷺ. Di bulan ini Rasulullah ﷺ lahir dan wafat. Beberapa riwayat juga menyebutkan bahwa beliau ﷺ juga hijrah bersa

02/06/2024 21:10 - Oleh Administrator - Dilihat 93 kali
Ponpes Diponegoro Rumah Besar Warga NU Sleman, jadi Tempat Acara Manaqib Kubro Jatman Jateng-DIY

Ulama Jateng dan DIY yang tergabung dalam Jam’iyyah Thoriqoh Al-Mu’tabaroh An-Nahdliyah (JATMAN) Idaroh Wustho berkumpul hari ini (01/10/2022) di Yayasan Pondok Pesantren Pa

18/05/2024 12:11 - Oleh Administrator - Dilihat 86 kali
Hukum Mengambil Sandal yang Diketemukan di Masjid

Shalat berjamaah  di masjid merupakan salah satu sunnah yang diajarkan Rasulullah SAW untuk umatnya, selain pahala yang besar, shalat jamaah di masjid menjadi sarana sosialisasi an

18/05/2024 11:51 - Oleh Administrator - Dilihat 82 kali